Lhokseumawe: Jalan - jalan malam di Sekitar kota Lhokseumawe
sungguh berbeda suasananya saat pagi hingga petang hari yang semrawut akibat
kemacetan arus lalu lintas. Sebab, suasana Kota Lhokseumawe pada malam hari
lebih lengang, sejuk dan menggoda.
Sekilas tak disangka bila berpasang anak manusia yang
tengah berkumpul di salah satu cafe adalah perempuan malam yang tengah mencari
hidung belang yang dikawal seorang Mucikari dan pengojek motor yang bertugas
mengantar jemput. "Kalau short time cuma empat ratus ribu Bang sudah
termasuk ngamar di Rajain, itu tarif kenalan bang?," tawar ABG yang
mengaku berusia 17 tahun ini, Sabtu (23/8/2014) malam.
Dirinya tak sendiri "mejeng" di cafe yang
terletak tidak terlalu jauh dengan Kantor DPRK Lhokseumawe. "Gimana bang jadi
ga, jangan ditawar lagi deh soalnya semua disini sama tarifnya udah ditentuin
sama mami. Kalau
mau yang murah ada tuh yang estewe di pinggiran
Krung cunda, bisa dua ratus ribu sama bayar penginapan," rayunya kepada wartawan.
Tak sampai disitu, wartawan langsung menelusuri warung
remang remang yang letaknya disamping Stadion
Sepak Bola Lhokseumawe sebagai mangkal para wanita penjaja cinta kelas estewe.
"Aa mampir sini dong, mau main ya, yuk lawan kita berdua cuma gope koq
tarif pakenya sudah termasuk bayar penginapan," tawar wanita setengah baya
yang tengah bergerombol didepan sebuah Ruko kawasan itu.
Sementara, di kawasan KP3 juga terhampar wanita malam yang dikawal
pengojek motor di sepanjang Jalan Raya. Tarif dikawasan ini lebih menggiurkan,
sebab wanita yang menjajakan cinta itu sebagian besar berusia antara 18 sampai
25 tahun dengan tarif shor time Rp.300.000,- di kamar kos atau Rp.500.000,- di
kamar sebuah penginapan yang lokasinya tak jauh dari tempat mangkal.
Bahkan, yang estewe berani banting harga Rp.150.000,- untuk sekali main di sebuah bilik yang
disediakan mucikari. |Alan|